Ayub 1:1
Kesalehan Ayub dicoba
1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us
bernama Ayub
1 ;
orang itu saleh
dan jujur;
ia takut akan Allah
dan menjauhi kejahatan
2 .
Ayub 2:11
2:11 Ketika ketiga sahabat Ayub
3 mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman,
dan Bildad, orang Suah,
serta Zofar, orang Naama.
Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
1 Full Life: AYUB.
Nas : Ayub 1:1
Agaknya Ayub hidup pada zaman leluhur Israel (Abraham, Ishak, Yakub,
sekitar 2100-1800 SM). Banyak ahli beranggapan bahwa tanah Us terletak di
sebelah tenggara Palestina dan Laut Mati atau di bagian utara Arab
(lih. Pendahuluan Ayub).
Yang lain beranggapan bahwa tanah Us terletak di bagian timur laut Danau
Galilea, dekat Damsyik.
2 Full Life: SALEH DAN JUJUR; IA TAKUT AKAN ALLAH DAN MENJAUHI KEJAHATAN.
Nas : Ayub 1:1
Teks :
- 1) Takut akan Allah dan menjauhi kejahatan menjadi landasan kesalehan
dan kejujuran Ayub (bd. Ams 1:7). "Saleh" mengacu kepada integritas
moral Ayub dan komitmen sepenuh hati kepada Allah; "jujur" menunjukkan
kebenaran dalam perkataan, tindakan, dan pikiran.
- 2) Pernyataan tentang kebenaran Ayub ini diulangi oleh Allah sendiri
dalam ayat Ayub 1:8 dan Ayub 2:3, yang dengan jelas menegaskan
bahwa melalui kasih karunia-Nya Allah dapat menebus manusia yang berdosa
sehingga menjadikan mereka sungguh-sungguh benar, baik, dan menang atas
dosa. Pernyataan ini memalukan dan menyalahkan ajaran injili dewasa ini
yang beranggapan bahwa
- (a) tidak ada orang percaya di dalam Kristus, bahkan dengan bantuan
sepenuhnya Roh Kudus yang ini tersedia, dapat mengharapkan dirinya
tanpa cacat dan jujur di dalam hidup ini; dan
- (b) orang percaya tak usah terkejut apabila mereka berbuat dosa tiap
hari dalam perkataan, tindakan, dan pikiran tanpa harapan untuk
menaklukkan tabiat berdosa selama hidup ini.
3 Full Life: KETIGA SAHABAT AYUB.
Nas : Ayub 2:11
Setelah mendengar tentang kemalangan Ayub, tiga orang sahabatnya
datang untuk menyatakan simpati dan menghiburnya. Kitab Ayub mencatat
dialog mereka dengan penderita itu. Pandangan mereka merupakan teologi yang
populer tetapi tidak lengkap, karena mereka beranggapan bahwa orang saleh
hanya mengalami hal-hal yang baik sedangkan penderitaan senantiasa
menunjukkan adanya dosa di dalam kehidupan seseorang. Mereka
sungguh-sungguh berusaha menolong Ayub dengan mendorongnya untuk mengakui
adanya dosa yang hebat. Pada akhirnya Allah menegur mereka karena kesalahan
itu (Ayub 42:7).